Pendidikan – Puluhan santri SD Plus 1 Al-Muhajirin Purwakarta mengikuti kegiatan QA Camp 2025 (Quality Assurance Camp) yang berlangsung selama tiga hari, mulai Senin hingga Rabu, 26–28 Mei 2025, bertempat di Kebun Anas Bin Malik (ABM Farm), Kampus 5 Al-Muhajirin, Desa Gardu, Kecamatan Kiarapedes, Purwakarta.
Dengan mengusung tema “Membangun Generasi Islami yang Berkualitas melalui Quality Assurance yang Bermutu”, QA Camp ini menjadi rangkaian kegiatan penting dalam proses pembinaan mutu pendidikan Al-Qur’an, khususnya dalam aspek tahfidz (hafalan Al-Qur’an) dan tahsin (perbaikan bacaan Al-Qur’an) bagi santri.
Kegiatan dilangsungkan di tengah suasana alam yang sejuk dan tenang, menyatu dengan bentang hijau Kebun Anas Bin Malik yang dikelilingi oleh pepohonan buah, tanaman hortikultura, dan bunga-bunga yang bermekaran.
Alam menjadi saksi tumbuhnya semangat belajar para santri yang tak hanya diasah kemampuan akademiknya, tetapi juga spiritualitas dan kedekatannya dengan Al-Qur’an.
Sejak pagi pertama, para santri sudah tampak penuh semangat. Dengan mengenakan busana muslim, mereka mengikuti pembukaan yang berlangsung khidmat dan ceria. Kegiatan diawali dengan doa bersama, tilawah, dan sambutan dari para guru.
Di antara suasana embun yang masih bergantung di ujung daun, lantunan hafalan para santri menggema lembut, menyatu dengan alunan jangkrik dan kicau burung, menjadikan kebun itu seolah majelis zikir yang hidup.
Ketua Yayasan Al-Muhajirin, Dr. Hj. Ifa Faizah Rohmah, M.Pd turut memberikan arahan pada pembukaan QA Camp ini.
“Al-Qur’an harus menjadi jantung dari seluruh pendidikan kita. Bukan sekadar pelajaran, tetapi menjadi nafas dalam setiap kegiatan,” ujarnya.
Beliau menyampaikan bahwa kegiatan Quality Assurance ini adalah bentuk ikhtiar lembaga dalam memelihara dan meningkatkan kualitas generasi Qur’ani sejak dini.
Selama tiga hari, para santri mengikuti berbagai rangkaian kegiatan seperti simaan hafalan Al-Qur’an, murojaah kelompok, evaluasi tajwid, praktik bacaan shalat, serta motivasi Qur’ani dari para guru dan ustadz-ustadzah yang kompeten di bidangnya.
Suasana belajar dikemas dalam bentuk camp terbuka, di mana santri duduk melingkar di antara rindangnya kebun Anas bin Malik, sambil membuka mushaf.
Di sisi lain, beberapa kelompok kecil terlihat menyetorkan hafalan kepada guru pembimbingnya dengan penuh semangat.
Ada pula sesi “Fun Games”, yang mengajak anak-anak bermain sambil mengulang hafalan dalam bentuk kuis, tantangan tim, dan jelajah kebun. Kegiatan ini tak hanya melatih memori, tapi juga kekompakan dan keberanian tampil.
“Alhamdulillah, seru banget! Belajarnya di alam, sambil lihat bunga dan denger suara burung,” ujar Zahra, salah satu peserta QA Camp. “Aku jadi makin semangat ngafalin surat baru.”
Kebun Anas Bin Malik, yang selama ini dikenal sebagai pusat pertanian dan edukasi alam milik Yayasan Al-Muhajirin, menjadi lokasi yang ideal untuk kegiatan seperti ini. Di sinilah anak-anak dikenalkan kembali pada pentingnya keseimbangan antara ilmu, iman, dan lingkungan.
Para santri juga diajak menanam bibit, menyiram tanaman, serta mengenal jenis-jenis flora di healing garden, seperti bunga air mata pengantin, rosemary, melati air, dan zinnia. Aktivitas ini memberi makna lebih pada pembelajaran Al-Qur’an, bahwa segala sesuatu yang hidup di alam ini pun bertasbih kepada Allah.
Pada malam hari, suasana camp dipenuhi cahaya lentera dan suara tilawah, diikuti sesi tadabbur malam, yang membangkitkan kepekaan ruhiyah dan introspeksi diri sejak usia dini.
Kegiatan akan ditutup pada Rabu siang besok dengan penyerahan piagam apresiasi bagi peserta terbaik, dan doa bersama.
Kegiatan ini akan menjadi agenda rutin tahunan sebagai bagian dari sistem penjaminan mutu pendidikan Al-Qur’an di Al-Muhajirin.
QA Camp 2025 bukan sekadar kegiatan luar ruang. Ia adalah pertemuan antara visi pendidikan Islam yang berkualitas dan kesadaran ekologis yang menyatu dalam tindakan nyata.
Di sinilah lahir anak-anak yang cerdas membaca ayat-ayat Allah di mushaf, dan pandai membaca ayat-ayat Allah yang terbentang di alam.
Di Kebun Anas Bin Malik, Al-Qur’an ditanam bersama benih-benih sayur, tumbuh bersama doa, dan dipanen bersama harapan. (*)